Republikmenulis.com -- Di tengah stagnasi pengembangan destinasi wisata berbasis rakyat, Dedi Mulyadi hadir dengan pendekatan yang tidak lazim namun efektif. Sebagai tokoh publik Jawa Barat yang akrab dengan identitas budaya Sunda, Dedi memilih membangun wisata dari bawah—berbasis komunitas, budaya, dan alam lokal. Dalam berbagai kunjungannya ke desa-desa, ia menekankan bahwa wisata tidak boleh hanya menjadi tontonan untuk pelancong, tetapi harus menjadi sumber kehidupan bagi warga. Strategi ini menjadi refleksi dari prinsip pembangunan berkeadilan berbasis lokalitas (Bappeda Jabar, 2020).
Salah satu bentuk nyata pendekatan ini adalah pengembangan kawasan Geopark Ciletuh–Palabuhanratu yang kini menyandang status sebagai UNESCO Global Geopark sejak 2018. Di bawah dorongan Dedi saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta dan anggota DPR RI, kawasan ini tidak hanya dikelola sebagai kawasan konservasi alam, tetapi juga dibentuk sebagai destinasi wisata berbasis edukasi dan ekonomi lokal (UNESCO, 2018). Ia mengajak masyarakat menjadi pemandu wisata, pengelola homestay, hingga pelaku UMKM kuliner, menciptakan ekosistem wisata yang inklusif.
Dedi juga aktif mendorong pelestarian budaya sebagai bagian dari wisata. Di Kampung Naga, Tasikmalaya, dan sejumlah kampung adat lainnya, ia mendorong konsep "pelestarian yang menghidupi," di mana masyarakat tetap menjaga tradisi namun dapat memanfaatkan potensi wisata secara berkelanjutan (ArcGIS Jabar, 2022). Pendekatan ini tak hanya menyentuh infrastruktur fisik, tapi juga membentuk narasi identitas lokal yang kuat. Selain itu, ia juga menjadi pionir dalam promosi wisata halal, menjadikan Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang memperoleh penghargaan destinasi wisata halal unggulan nasional (Bappeda Jabar, 2020).
Narasi wisata versi Dedi Mulyadi bukanlah tentang pencitraan atau sekadar pembangunan infrastruktur besar. Ia membangun dari nilai-nilai lokal, memberdayakan masyarakat, dan membingkainya dalam strategi promosi digital yang komunikatif. Di tengah perubahan tren wisata global yang semakin mengarah pada pengalaman otentik dan berkelanjutan, model pendekatan ini menjadi contoh bagaimana sebuah provinsi dapat melompat lebih jauh—bukan karena anggaran besar, tetapi karena pemahaman yang dalam terhadap akar budayanya sendiri. (RM)
Referensi
-
UNESCO. (2018). Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark. Retrieved from: https://en.unesco.org/global-geoparks/ciletuh-palabuhanratu
-
ArcGIS Jawa Barat. (2022). Peta Interaktif Kampung Budaya. Retrieved from: https://arcgis.jabarprov.go.id
-
Bappeda Provinsi Jawa Barat. (2020). Jawa Barat Raih Penghargaan Destinasi Wisata Halal Unggulan. Retrieved from: https://bappeda.jabarprov.go.id
Tagar Promosi Wisata
#DediMulyadi #ExploreJabar #WisataJawaBarat #GeoparkCiletuh #KampungNaga #NarasiRakyat #WisataHalalJabar #EkowisataIndonesia #JabarJuara #PariwisataBerbasisLokal
Foto: https://www.perhutani.co.id/product/kawah-putih/, diakses tgl 12-04-2025