Republikmenulis.com -- Ingatkah dengan petikan pidato bersejarah dari Presiden Soekarno: “Beri Aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut Gunung Semeru dari akarnya. Beri Aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncang Dunia”. Makna dari pidato tersebut yaitu pentingnya kehadiran para pemuda di Indonesia karena merupakan asset dan tulang punggung bangsa.
Gen Z saat ini
acapkali diberitakan sebagai sosok yang kurang baik seperti kurangnya ketahanan
mental yang tidak siap menghadapi stress atau tekanan, ketergantungan dengan
teknologi, dan keterbatasan keterampilan sosial. Asumsi mengenai “citra buruk” Gen
Z ini seolah dipatahkan dengan diadakannya kegiatan Pengabdian Kemasyarakatan
di Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur, yang diselenggarakan oleh Mahasiswa
STIS Al Wafa. Bahkan kegiatan para mahasiswa ini cenderung mendekati petikan
pidato Presiden Soekarno, yang diharapkan mampu menjadi tulang punggung bangsa.
Bagaimana tidak, kehadiran mahasiswa di Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur mampu memberikan nilai-nilai kebaikan dan positif. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini, dari tanggal 27 – 31 Januari 2025 diisi dengan berbagai program seperti: Mengajar Al quran di TPA dan TPQ, Pengajian Ibu-ibu dan Pengajian Bapak-bapak. Tidak hanya itu, para mahasiswa bersama warga menerapkan pengelolaan Biopori Sampah Organik. Dan lebih istimewa lagi, di hari terakhir dilaksanakan pemberian Mushaf Al Quran kepada warga-warga berlokasi di Masjid Al Barokah Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur.
Mahasiswa yang berada di lokasi kegiatan merupakan mahasiswa terbaik dan terpilih dari STIS Al Wafa. Mereka menetap sementara selama enam hari dengan berbaur dan menginap di rumah warga. Bagai gayung bersambut, warga pun senang dengan kehadiran para mahasiswa di wilayah mereka.
Kegiatan
Seminar di Desa
Ibarat mendapat bonus
tambahan, kegiatan mahasiswa turut dihadiri juga oleh Dosen yang mendampingi
yaitu Finantyo Eddy Wibowo., MM, yang juga bertindak sebagai narasumber pada
kegiatan Seminar. Warga yang berkumpul di Masjid Al Barokah terlihat sangat antusias
menyimak Seminar yang mana belum pernah mereka ikuti sebelumnya. Wajar saja,
sebab berdasarkan pengakuan mereka terbukti jelas bahwa tidak semua warga
pernah mengenyam Pendidikan hingga Sarjana. Sehingga, kesempatan langka ini
tidak ingin mereka lewati.
Seminar yang
bertajuk “Membangun UMKM: Implementasi Kekuatan dan Peluang Melalui Kerangka
Model Bisnis” memberi pesan bahwa sebagai warga desa sebaiknya memiliki rasa
kepedulian dan kesadaran akan pentingnya meningkatkan kemajuan desanya. Apabila
desa telah maju, maka warganya tidak perlu jauh-jauh mencari rezeki hingga ke
daerah perkotaan. Sesi tanya jawab berlangsung seru dan produktif, dimana mampu
diperoleh hasil ide dan pemikiran yang penting yaitu potensi membangun menjadi
Desa Wisata. Hal ini perlu adanya dukungan dari Kepala Desa dan Kelompok Pemuda
Desa, agar sepakat dalam satu visi dan misi. Bukan sesuatu yang mustahil,
apabila kedepan Desa Sirnajaya memenangi penghargaan pada ajang ADWI (Anugerah
Desa Wisata Indonesia) serta kelak menjadi acuan dan panutan bagi desa-desa
lainnya di Indonesia. Wallahu a’lam bishawab.
Penulis: Tina
Nurdiani, Dosen STIS Al Wafa Kabupaten Bogor.