Republikmenulis.com -- Bank Umum Syariah adalah merupakan organisasi yang bergerak di bidang keuangan dengan berlandaskan hukum Islam. Bank Umum Syariah pertamakali hadir di Indonesia pada tahun 1991. Kegiatan dari Bank Umum Syariah hampir serupa dengan Bank Umum Konvensional yakni melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Namun, yang membedakan adalah penghimpunan dana ini dilakukan dengan prinsip wadiah (konsep titipan) dan mudharabah (konsep bagi hasil).
Bank Umum Syariah
sangat berpegang teguh kepada hukum Islam yaitu menjauhi praktik riba,
perhitungan bunga, gharar dan berbagai macam kegiatan transaksi yang dilarang
oleh agama. Melalui prinsip-prinsip syariah, dengan dikawal oleh Dewan Pengawas
Syariah serta bersandar pada fatwa-fatwa dari Dewan Syariah Nasional - Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka Perbankan Syariah senantiasa berupaya yang
terbaik menjadi Bank yang amanah dan terpercaya bagi umat muslim di Indonesia.
Seiring
perkembangan zaman khususnya di era digital seperti sekarang ini, Bank Umum
Syariah mulai berbenah dan beradaptasi
terhadap kemajuan teknologi. Menurut penelitian (Nadkarni & Prugl, 2021),
pesatnya teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari: setiap
individu, kelompok maupun organisasi akan menghadapi fase atau keadaan untuk transformasi
digital. Tak terkecuali, Bank Umum Syariah menjadi salah satu organisasi yang
dituntut untuk melakukan perubahan menjadi serba digital.
Menurut penelitian
dari Tartila dan Asmuni (2022), jika dibandingkan dengan Malaysia, maka
Indonesia termasuk lambat dalam transformasi digital. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi perbankan syariah di Indonesia untuk memiliki strategi dan
inovasi, khususnya dalam memadukan antara teknologi digital dengan aktivitas
dan gaya hidup nasabah. Orientasi penuh terhadap kepuasan nasabah, guna memberikan
kemudahan bagi nasabah dalam mengakses layanan perbankan syariah melalui
teknologi.
Aspek penting dari
transformasi ini adalah Digitalisasi layanan perbankan. Seolah tak mau
tertinggal dengan Bank Konvensional, Perbankan syariah juga telah mengembangkan
aplikasi mobile banking dan layanan perbankan digital yang memungkinkan nasabah
melakukan transaksi kapan saja dan dimana saja, seperti transfer dana,
pembayaran tagihan, investasi syariah, hingga layanan perbankan lainnya seperti
pembukaan rekening secara online. Ini merupakan kemudahan dan penuh nilai
manfaat bagi nasabah, untuk mendapatkan layanan tanpa harus datang ke kantor
layanan cabang Bank Umum Syariah.
Menuju tahun 2025,
bukan berarti mulus perjalanannya tanpa hambatan. Apalagi beberapa waktu silam,
pernah terjadi gangguan sistem pada salah satu bank syariah terbesar di
Indonesia, yang mengakibatkan terhentinya sebagian besar layanan pada produknya.
Hal ini justru menjadi sebuah tantangan bagi perbankan syariah untuk terus
memperkuat dan meningkatkan keamanan sistemnya. Artinya, penting bagi perbankan
syariah untuk mampu mengelola sebuah masalah menjadi solusi. Apalagi ketika
solusi tersebut direspon dengan sikap dan prestasi-prestasi yang positif dari
perbankan syariah, tentu akan berdampak positif juga pada kepercayaan
masyarakat.
Menariknya, terdapat
prestasi berupa penghargaan yang diberikan kepada Bank Syariah Indonesia yang
merupakan bank syariah terbesar di Indonesia. Penghargaan yang diberikan yakni
dalam kategori “Best Digital Bank” dalam ajang International
Euromoney Awards pada bulan September 2024 lalu. Sejalan dengan itu, Bank
Syariah Indonesia juga mampu menempati urutan 30 dari 66 Bank di seluruh dunia
dalam kategori “World’s Most Trustworthy Companies 2024” dari kelompok
industri Bank yang diberikan oleh majalah Newsweek. Ini merupakan respon positif
yang patut diikuti juga oleh Bank Umum Syariah lainnya. Di penghujung tahun
2024, perbankan syariah dituntut agar mampu terus mempertahankan kinerja baik
dan terus meningkatkan layanan digital, jika tidak sekarang kapan lagi.
Bangkitlah perbankan syariah di Indonesia.
Penulis:
Khairunnisa Nur Amany, Khasna Fadhilatun Nisa, Putri Aurelia. Editor:
Finantyo Eddy.