Uang Digital: Antara Nyata dan Fiksi

rm
0


Republikmenulis.com
-- Ketika manusia menyadari bahwa mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka hanya dengan diri sendiri, tetapi juga memerlukan bantuan orang lain, pada saat itu manusia mulai melakukan barter.

Pada tahun 9000 sampai 6000 SM, barang yang digunakan untuk pertukaran adalah ternak, namun ketika manusia mulai memasuki era pertanian, manusia mulai menggunakan hasil pertanian sebagai alat tukar.

Pada awalnya uang diprakarsai oleh bangsa Lydia pada abad ke-6 sebelum masehi, pada saat itu uang terbuat dari campuran emas dan perak dengan perbandingan 75:25 antara emas dan perak yang digunakan. Pada tahun 560-546 SM, bangsa Yunani mulai menciptakan logam, maka itu bangsa Yunani dikenal sebagai pembuat dan pengguna uang logam pertama.[1]

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi lebih mudah dari pada barter yang kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai.-[2]

Era Uang Kertas

China pada abad pertama, pada masa dinasti Tang tahun 1000 S.M, mulai menciptakan uang kertas yang dirancang dan diciptakan oleh Ts’ai Lun dengan menggunakan kulit kayu murbei, agar uang kertas dapat digunakkan untuk waktu yang lama. Uang kertas diciptakan karena pasokan logam mulia yaitu emas dan perak jumlahnya terbatas, dan uang logam sulit digunakan dalam transaksi berskala besar. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Oleh sebab itu, masyarakat melakukan konsensus kembali untuk menciptakan uang yang lebih mudah dibawa dan nilainya bisa dibuat lebih variatif. Kertas lalu dipilih menjadi bahan pembuatan uang. Pada masa kini, kertas yang digunakan sebagai bahan uang harus memenuhi beberapa syarat, misalnya tidak mudah sobek saat basah dan tidak mudah kusut.[3]

Fungsi Uang[4]

Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar – medium of exchange, sebagai satuan hitung - unit of account, dan sebagai penyimpan nilai - valuta.

Pada fungsi turunannya, uang digunakan sebagai :

-      Alat pembayaran yang sah,

-     Alat pembayaran utang

-     Penimbun kekayaan

-     Pemindah kekayaan

-      Dan Pendorong kegiatan ekonomi

Uang Elektronik

Mengamati kecenderungan masyarakat pada era moderen / digital, penggunaan uang digital semakin memudahkan transaksi, tidak direpotkan oleh jumlah uang yang banyak, dan lembaran-lembaran kertas mudah kusut dan bau.-

Hatib Kadir, Dosen Antropologi Universitas Brawijaya, dalam kolomnya bertajuk “Punah dan Kotornya Uang Cash[5], dari beragam fungsi uang, revolusi terbesar terjadi pada metode uang sebagai alat pembayaran karena caranya terus mengalami perubahan. “Sebagai alat bayar, uang pada saat ini beralih fungsi sebagai informasi. Ketika menerima gaji misalnya, kita tidak melihat uang kita karena langsung ditransfer di bank.”

Uang digital adalah alat pembayaran apa pun yang berbentuk elektronik murni. Uang digital tidak berwujud secara fisik, seperti uang dolar atau koin. Uang digital dicatat dan ditransfer menggunakan sistem daring.

Uang digital umumnya mewakili mata uang fiat, seperti dolar atau euro. Uang digital dipertukarkan menggunakan komputer, telepon pintar, kartu, dan bursa mata uang kripto daring. Dalam beberapa kasus, uang digital dapat dikonversi menjadi uang tunai menggunakan ATM.

Salah satu tujuan uang digital adalah untuk menghilangkan jeda waktu dan biaya operasional yang melekat pada sistem saat ini dengan menggunakan teknologi buku besar terdistribusi (DLT).-[6]

Sistem DLT adalah metode enkripsi yang terhubung secara historis yang menghubungkan blok-blok secara berantai (disebut blockchain). Blockchain meningkatkan ketahanan jaringan keuangan karena membuatnya sangat sulit untuk mengubah catatan atau mengaksesnya.

Mata Uang Digital Bank Sentral / Central Bank Digital Currency (CBDC)

Mata uang digital bank sentral (CBDC) adalah mata uang yang diterbitkan oleh bank sentral suatu negara.- CBDC masih merupakan mata uang digital yang baru lahir. Beberapa negara telah menerapkannya, tetapi banyak yang masih mengamati dengan saksama, menunggu untuk melihat bagaimana ide tersebut berhasil di negara-negara yang bereksperimen dengannya.

Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah dengan cepat mencapai tingkat inklusi keuangan yang relatif tinggi (akses individu terhadap produk dan layanan keuangan) sebagai hasil dari pengembangan berbagai platform keuangan berskala besar yang menggunakan teknologi keuangan (fintech) untuk mengurangi biaya penyediaan layanan keuangan.[7] Penggunaan mata uang digital bank sentral di China tumbuh pesat. Sejak bank sentral China (PBOC) meluncurkan aplikasi untuk menyimpan yuan digital, nilai transaksinya telah menembus 83 miliar yuan.-[8] Sampai pada poin ini kita digiring pada sebuah kesimpulan mencengangkan, betapapun besar dan tebalnya dompet kita, isinya adalah plastik dan plastik.-

Uang tunai kertas..? No way dan kuno. Di Bank pun anda tidak punya uang. Buktinya, waktu kita menyetor uang di bank dalam jumlah besar, selang 5 menit kemudian jika hendak menarik kembali uang tadi, bank tidak akan merespon segera permintaan kita. Artinya uang kita sudah “hilang” tertelan sistem. Kita hanya diberi secarik kertas atau buku saku oleh bank yang berisikan catatan angka. Kita meyakini bahwa angka tersebut adalah catatan jumlah uang kita.

Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam penggunaan uang digital untuk berbagai transaski dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang cukup sahih agar dalam penerapannya tidak mengalami hambatan dan resiko berarti.-

White Paper: Digital Rupiah

Sebagai langkah awal, Bank Indonesia (BI) menerbitkan White Paper terkait pengembangan Digital Rupiah pada 30 November 2022. White Paper ini merupakan pemaparan awal dari Proyek Garuda berupa desain level atas (high-level design) Digital Rupiah sekaligus sebagai bentuk komunikasi kepada publik terkait rencana pengembangan Digital Rupiah.[9]

Nampaknya Bank Indonesia (BI) tidak main-main karena bakal menggenjot sistem pembayaran digital di tanah air. Salah satunya melalui pengembangan Rupiah Digital sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah pada tahun 2024.-

BI perlu menimbang implikasinya yang luas, inisiatif berskala nasional ini perlu dirumuskan dan diimplementasikan secara sinergis. Dalam konteks serupa, sinergi dengan komunitas bank sentral global dan organisasi internasional juga diperlukan guna memastikan kesiapan desain Digital Rupiah untuk dapat diselaraskan dengan berbagai inisiatif pengembangan interoperabilitas transaksi antar negara.-

Platform digital memang menjadi salah satu pemicu berubahnya perilaku pembeli karena platform digital mampu menawarkan kemudahan jual beli, yang paling menarik, harga yang lebih murah daripada perdagangan konvensional.-[10] Kini, anda, saya dan kita semua jagalah baik-baik smart phone kita karena itulah satu-satunya harta kita yang tersedia. Didalamnnya mencatat “uang” yang kita miliki, transaksi yang kita lakukan dan hutang yang jatuh tempo.

Duh Gusti, saya punya uang apa gx ya..?

Kalau punya, koq tidak nyata..? Tapi kita bisa dapat barang dengan menyentuh kotak segi empat yang bernama barcode.- Naik taksi or belanja kebutuhan pribadi,  tinggal pencet HP, urusan bayar-membayar selesai.-

Jadi mari kita gunakan “kartu plastik” yang ada dalam dompet kita dengan bijak, karena uang kita “tidak nyata” / fiktif tapi kita bisa mendapatkan barang yang diperlukan.- Waspadalah – Waspadalah.-



[1] https://www.simulasikredit.com/sejarah-munculnya-uang/#:~:text=Uang%20pertama%20kali%20diprakarsai%20oleh,stater%E2%80%99%20atau%20%E2%80%99standar%E2%80%99.. Diakses tgl 24-07-2024

[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Uang. Diakses tgl 24-07-2024

[3] Kompas.com, sejarah-uang-dari-zaman-prasejarah-hingga-elektronik

[4] [4] https://id.wikipedia.org/wiki/Uang. Diakses tgl 24-07-2024

[5] Media Keuangan Vol. XV/No.157/Oktober hal. 11

[7] ADBInstitut, Yuan Digital Republik Rakyat Tiongkok: Lingkungan, Desain, dan Implikasinya

 

[8] CNBC Indonesia, “Yuan Digital China Sukses Berat, PBOC Ungkap Nilai Transaksi”

[9] Bank Indonesia, “Menavigasi Arsitektur Digital Rupiah”

[10] https://www.kompasiana.com/harisrecht/66139c7fde948f76de473c12/keengganan-berubah-berbuah-ketinggalan - Diakses tgl 24-07-2024

Penulis, Adjunur Halidin, Pemerhati sosial dari P4MTRI Indonesia

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)