SULAWESI TENGGARA: Tanah Kita Tanah Swarga

rm
0

Republikmenulis.com -- Ada dua propinsi di Indonesia yang namanya menggunakan kata Tenggara. Entah bagaimana asal-muasalnya nama kedua propinsi ini disematkan kata tenggara yaitu Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di Pulau Sulawesi dan Propinsi Nusa Tenggara di Pulau Nusa Tenggara. Akan tetapi lensa perhatian kita adalah Propinsi Sulawesi Tenggara, negeri 17 Kabupaten dan Kota – Tanah Kita Tanah Swarga.

Sulawesi Tenggara (disingkat Sultra) adalah sebuah propinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibu kota Kendari. Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) dengan Baubau sebagai ibu kota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964.[1]

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' – 06°15' LS dan 120°45' – 124°30' BT serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha). Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebanyak 2.753.707 orang.[2]

Pasca reformasi Sulawesi Tenggara ikut larut dalam euforia reformasi memekarkan kabupatennnya dari 4 kabupaten thn.1964, menjadi 17 kabupaten dan kota tahun 2023.- Lebih dahsyatnya lagi akan menyusul lagi 1 kabupaten baru yakni Kabupaten Muna Timur.- Dan Propinsi sulawesi Tenggara sendiri akan mekar menjadi 1 propinsi baru Propinsi Buton Kepulauan yang kini sedang dalam proses penyelesaian dan persetujuan DPR Ri.

Beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara menyimpan khazanah wisata nan memikat hati dan memesona mata pengunjungnya.

Sebut saja indahnya laut dalam kebiruan di Wakatobi, benteng terluas di dunia lk 23 Ha di Kota Bau bau, benteng terpanjang 8 km di Kabupaten Muna, hutan tropis dengan aneka ragam hayatinya di Lambusango kabupaten Buton. Belum lagi hamparan pasir putih Toronipa dan keeksotikan Pulau Bokori Kota Kendari dan Pulau Labengki di Kab. Konawe Utara. Kemudian ada air terjun Moramo di Konawe Utara, dan Taman Nasional Savana Rawa Aopa di Bombana. Ada lagi gua purba di Muna diduga sudah berusia 45000 th dengan lukisan dinding sehingga disebut Liangkobori atau gua bertulis. Memang pada tahun 2018 Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara telah mencanangkan 10 daerah tujuan wisata yang harus dikunjungi oleh para pelancong karena keindahan aneka rupanya.[3] Kesemuanya menawarkan keindahan dan keelokan nan memanjak

Gambar: Pulau Bokori dan Pulau Labengki.

Tatkala memasuki Kota Bau Bau menggunakan kapal laut, pandang ke arah bebukitan Kota Bau Bau, tatapan mata akan tertumbuk pada satu titik tonggak batu berjejer berdiri kokoh diimbuhi  tiang bendera menjulang tinggi menusuk langit  dan kubah masjid Agung Keraton menyimbolksn tingginya spiritualitas warga Wolio. Itulah Benteng Keraton Wolio telah dinobatkan sebagai benteng terluas di dunia lk 23 Ha mengalahkan benteng2 di Eropa.

Gamba2. Masjid Agung Keraton Wolio Kota Bau Bau dan Benteng Keraton Buton seluas 23 Ha. 

Selepas memanjakan mata dilaut dalam membiru di Wakatobi dan menikmati sejuknya alam hutan tropis Lambusango, saatnya kini menyegarkan bathin menghubungkan diri dan jiwa pada kebesaran Ilahi serta merasakan hembusan nafas kasih dan sayangNya dengan berwisata religi mengunjungi Masjid Agung Keraton Wolio yang menyimpan sejuta misteri dan kisah-kisah yang menyelimutinya, memaksa kita tuh munundukan kepala sembali merenungi betapa Maha Sempurnanya Allah swt. Area seputar Wolio (Buton) dan Muna aroma spiritualnya menyengat qalbu tuk merasakan sensasi keunikan negeri seribu wali dan tanah nan berkat.-[4]

Rasa bathin seolah “tidak nyaman” bila tidak mampir ziarah ke Makam Sultan Wolio I. Makam beliau tepat disisi tenggara Masjid Agung Keraton Buton bertengger kokoh makam Raja 3 Negeri, Sultan Wolio I Khallifatul Khamis Sri Sultan Kaimuddin gelar Murhum. Nama asli Beliau adalah Lakilaponto bin Sugi Manuru. Saat berkuasa, Beliau – Yang Mulia Sri Sultan Murhum tidak hanya menjadi Sultan Wolio Buton akan tetapi juga menjadi Raja VII di Muna dan Raja Konawe.  

Di Kesultanan Wolio Murhum adalah Sultan I bergelar Khalifatul Khamis Sri Sultan Muhammad Kaimuddin. Menjadi Raja Konawe bergelar Halu Oleo. Murhum lalu diangkat sebagai putra bangsawan Tolaki dg gelar Anakia La Tolaki.-[5]

Eksotika indahnya laut Wakatobi serasa swarga dibawah laut karena menawarkan eneka rupa ikan dan terumbu karang melambai didasar laut.- Keindahan alam bawah laut Wakatobi merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Terletak di wilayah Segitiga Karang Dunia membuat tempat ini seolah surga bagi para penyelam. Maklum, di dunia ini ada 850 jenis spesies koral dan 750 di antaranya terdapat di Wakatobi. Bandingkan dengan Kepulauan Karibia yang hanya dihuni sekitar 50 jenis spesies koral.[6]


======= Keindahan alam bawah laut Wakatobi ================

Bila anda menyaksikan gambar berikut, anda serasa dibawa bertualang dalam lukisan alam yang menggoda mata tuk menatap penuh cinta akan keindahannya.- Namun sesungguhnya anda tidak sedang berada dalam lukisan surealise akan tetapi anda sedang berada di alam nyata. Cubitlah pipi akan terasa sakitnya. Ya, itulah air terjun Moramo di Kab Konawe..

Air Terjun Moramo terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, Sulawesi Tenggara dan merupakan air terjun bertingkat (cascade) yang indah dengan ketinggian sekitar 100 meter. Dari ketinggian tersebut, air mengalir melewati tujuh tingkatan utama. Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air (semacam kolam air). Dari sekian banyak kolam tersebut, hanya satu yang dapat dimanfaatkan untuk berenang, yaitu kolam yang terletak di tingkat kedua dari 7 tingkatan utama air terjun tersebut.[7]

======= Air Terjun Moramo ===========

Air terjun Moramo merupakan sebuah hidden gem, lantaran lokasinya berada di tengah hutan.  Meskipun berada di tengah hutan, namun air terjun Moramo mempunyai keindahan serta keunikan yang jarang dimiliki air terjun lainnya.- Daya tarik utama air terjun Morama adalah bentuknya yang bertingkat (escade) dengan ketinggian sekitar 100 meter. Terdapat sekitar 67 undakan, yang terdiri dari 7 undakan besar dan 60 undakan kecil. Air terjun tersebut, mengaliri bebatuan granit dan kapur. Menariknya, pengunjung tidak akan menjumpai lumut di bebatuan tersebut, lantaran aliran airnya mengandung kapur sehingga lumut sulit tumbuh.-[8]

Berdasarkan situs resmi Pemkab Buton yang dinukil dari Detik, Hutan Lambusango punya luas 56 ribu hektare. Secara administratif mencangkup beberapa kecamatan di sana yakni Kapontori, Lasalimu, Lasalimu Selatan, Siontapina, Wolowa dan Pasarwajo.- Hutan Lambusango masih sangat alami, hal ini terlihat dengan banyaknya satwa endemik. Beberapa satwanya seperti burung julang, kuskus, anoa, monyet ochreata brunescens dan tarsius sebagai primata terkecil di dunia.[9]

=== Gerbang Masuk hutan Lambusango ==== Pemandangan laut sisi lain Lambusango ===

Suara-suara hewan yang bangun di siang hari dapat terdengar ketika pengunjung menyusuri lokasi tersebut.Hal menarik lain dari Hutan Lambusango yang disampaikan oleh seorang penduduk adalah mitos tentang bertemu hal-hal ajaib.

Menurutnya, ketika orang datang mengharap emas untuk membantu keluarga, maka mereka akan menemukan emas.

Sebaliknya, ketika niatnya buruk, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan hal baik apapun. Ada juga yang mengatakan, ketika orang berniat baik datang ke sana, mereka bisa melihat masjid.[10]

Ah..masih banyak kisah yang mesti diceritakan dan begitu banyak tatap-netra yang mesti divisualkan dengan menampilkan keindahan alam Sulawesi Tenggara dan lingkungan naturalnya namun halaman ini membatasi kita hingga sampai disini.

Datang dan tengkolah sendiri. Saksikan, betapa Negeri Sulawesi Tenggara adalah negeri serpihan tanah surga berselimut keberkatan dan dipangkuan leluhur nan mulia, Tanah Kita Tanah Swarga…

Penulis, ADJINUR HALIDIN



[1] Wikipedia, Sulawesi Tenggara

[2] Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 02 Juli 2024.

[3] https://www.tripadvisor.co.id/Attractions-g2301806-Activities-South_East_Sulawesi_Sulawesi.html. “Obyek Wisata di Sulawesi Tenggara” Diakses tgl. 02 Juli 2024

[5] " Demokrasi Lokal Darul Butuni" karya LM Syarif Ma'mum

[10] Okzone Travel - Erika Kurnia, Jurnalis-Rabu, 24 Agustus 2016 |20:41 WIB: https://travel.okezone.com/read/2016/08/24/406/1472366/paru-paru-dunia-ada-di-hutan-lambusango-buton. Diakses tgl 3 Juli 2024.-

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)