The Story So Far (2015) “Empty Space”
All that I know/
Is your space is empty
/It’s buried below
It still hasn’t left me/
All that I know/
Is your space is empty/
It’s buried below/
It still hasn’t left/
I dwell on it nightly/
Tread swiftly and lightly/
Make up the lost ground/
And see what you don’t see/
All questions aside/
I asked and you lied/
And now my hands are tied. [1]
Menurut penulis lirik ini, ruang kosong dalam hidup seseorang (kekasih tetapi juga sesama) sering tersembunyi, ditekan, atau disembunyikan dari amatan seseorang. Tetapi ternyata ruang kosong dalam hidup atau diri sesama itu ternyata terus “menguasai” kita. Kita (saya) tidak bisa membebaskan diri dari kesadaran akan ruang kosongmu itu, betapa pun itu kau sembunyikan dariku.
Baca juga Keajaiban Wakaf Uang dan Dahsyatnya Infak Subuh
Peristiwa seperti digambarkan pada lagu di atas mengingatkan kita akan sebuah peristiwa monumental tentang kemanusiaan kita berawal dari “penciptaan” Bapak kita Adam as. oleh Tuhan Yang Maha Pengasih.
Adam yang hadir “sendiri” membawa serta ruang kosong azalinya dan itu – sebagai insan adalah suatu keniscayaan untuk tetap dibiarkan “kosong”.
Tuhan Yang Maha Penyayang dalam “catatan” Penciptaan
Makhluk-Nya tidak akan pernah membiarkan adanya Ruang Kosong. Oleh karenanya,
dengan kudrat yang dimiliki-Nya, “menghadirkan” Hawa sebagai “pengisi” ruang
kosong pada diri Adam as.- Coba kita simak QS 4 (an Nisa) ayat 1 : “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan
pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”[2]
Ruang kosong telah terisi. Inilah episode pertama dalam riwayat kehidupan manusia, bagaimana ruang kosong mesti terisi sehingga tercipta keseimbangan paripurna.
Artinya, ruang kosong oleh hukum keseimbangan tidak akan pernah dibiarkan kosong, maka oleh dan sebab apapun ruang kosong harus terisi.- Hukum ini dalam sistem hukum Allahuta’ala adalah hukum alam yang bekerja secara misterius, menciptakan keseimbangan terus-menerus dan akan selalu terjadi saling menarik sesamanya. Ya…keseimbangan harus tetap dijaga.- Dan Manusia adalah pusatnya.
Rhonda Byrne[3]
berpendapat bahwa alasan Rahasia bekerja adalah karena “Alam
Semesta terdiri dari energi (dan, seperti yang diajarkan Einstein kepada kita,
materi dapat diubah menjadi energi dan sebaliknya) dan semua energi
memiliki frekuensi.
Frekuensi-frekuensi
ini saling terhubung satu dengan lainnya sehingga menciptakan harmonisasi,
namun hanya frekuensi yang sama akan dapat saling mengikat, memberi dan
menerima.- Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frekuensi adalah jumlah getaran
gelombang suara per detik. Dalam konteks sebuah hubungan, frekuensi bisa
diibaratkan seperti gelombang intuisi dan komunikasi yang
dimiliki oleh seseorang.
Ketika anda memberikan atau menerima sesuatu kepada atau dari orang lain, itu menunjukan adanya kesamaan frekuensi yang terhubung dan mengikat.
Mari kita perhatikan Hadis Nabi Muhammad saw berikut:
Dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah saw., bersabda: "Orang yang senantiasa memberi sedekah akan
terhindar dari siksa kubur." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menegaskan bahwa
sedekah memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari siksa kubur di
akhirat nanti. Maka amat sangat beruntunglah orang yang mnegeluarkan sedekah.
Lalu bagaimana dengan orang
yang menerima sedekah..?[4]
Beruntungkah dia..? Dalam konteks ini ada frekuensi yang bergetar dan saling mengikat antara pemberi dan penerima sedekah.
Dimana letak ruang
kosongnya..?
Pemberi sedekah / pemberi kebaikan berada pada posisi titik positif, posisi keberuntungan dimana akan terhindar dari sisa kubur, hilangnya kesedihan dan diganti dengan ketenangan hati. Sedang penerima sedekah adalah posisi titik negatif.
Ingat, hukum alam semesta tidak akan pernah membiarkan ruang kosong tetap menganga maka alam akan bekerja sedemikian rupa dan bergerak untuk mengisinya segera.
Alam semesta tidak akan
membiarkan seseorang menerima atau mendapatkan sesuatu secara gratis tanpa
mengeluarkan upaya dan daya maksimal agar sebanding / setara dengan apa yang
didapatnya.- Disini dalam kasus ini, ruang kosong ada pada penerima sedekah dan
atau penerima pemberian gratis.- Apa yang akan alam lakukan untuk mengisi ruang
kosong tersebut?
Alam akan “mengambil” dengan caranya sendiri apa yang ada pada penerima sedekah atau pemberian gratis untuk “diserahkan” kepada si pemberi.- Misal si penerima sedekah atau pemberian gratis “berada” pada posisi lemah, “kehilangan” achievement, yang pada akhirnya berubah menjadi karakter atau watak “pemalas”.
So, alam “mengisi” ruang
kosong pada diri orang tersebut dengan perilaku
ketergantungan dan meminta belas kasih orang lain.
Dia telah kehilangan martabat.
Kita ambil contoh yang lebih
ekstrim yakni pada perilaku koruptif, mencuri, menghalangi orang dalam berbuat
kebajikan dll.
Seorang koruptor jangan dulu merasa gembira hanya karena mendapat hukuman ringan, masih tetap memiliki dan menikmati uang yang dikorupsinya. Demikian juga dengan si pencuri.
Alam akan “mengejar” si koruptor dan si maling untuk mengisi ruang kosong tadi. Si koruptor akan selalu dihantui perasaan tidak tenang, keluarganya mendapat hukuman sosial, dicibir makan barang haram, tertanam kuat dalam ingatan publik sehingga akan selalu diungkit oleh publik sebagai koruptor, dihujat di media sosial dan seterusnya.- Ruang kosong telah diisi oleh alam menurut caranya sendiri.- Itu baru permulaan di kehidupan dunianya, belum lagi bila masuk dunia lain (kematian / akhirat).
Lalu apa yang sebaiknya
dilakukan agar kita dapat selaras dengan alam, alam menjadikan kita sebagai
sahabatnya karena tidak melihat ada ruang kosong untuk diisinya..?
Islam mengajari kita tentang “cara” mengisi ruang kosong tersebut melalui cara yang berbmartabat, elegan dan terpuji baik dalam menerima pemberian atau mengeluarkan sesuatu untuk diserahkan kepada orang lain.
Beberapa instrumen berikut dalam pengajaran Islam adalah pengisi ruang kosong sebagai alat yang sangat ampuh yakni bersyukur, memohon ampun pada Allah swt baik salah atau benar (untuk mendapatkan kasih-Nya), jujur, amanah, saling menghormati, ikhlas, sabar, berderma, saling mendoakan, berkasih-sayang dll.
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak
diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al An’am: 160).
(Penulis adalah Adjinur
Halidin, Pemerhati Sosial dan Pendidikan)
[1] YouYube
“The Story So Far (2015) “Empty Space”
[2] Al Qur’an Karim Surat An Nisa (4) ayat 1
terbitan Departemen Agama.-
[3] Penulis buku “The Secret” yang
menjelaskan tentang Hukum Tarik Menarik.-
[4] Baznas
Kota Yogyakarta, https://baznas.jogjakota.go.id/detail/index/32417. Diakses
tgl 23-07-2024