RepublikMenulis.Com - Menurut Simanjuntak (1985), teori permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan berapa banyak pekerja yang akan dipekerjakan oleh suatu perusahaan pada tingkat upah yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi hanyalah salah satu aspek dari pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berarti peningkatan total produk, terutama total produk per kapita. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai pembangunan ekonomi. Aspek lain seperti pendidikan, moral, etika kerja, politik, dan keamanan juga mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
mempunyai arti yang berbeda. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses
perubahan yang berkesinambungan yang mengarah pada perbaikan sektor-sektor
perekonomian. Hal ini meliputi perubahan struktur dan pola kegiatan
perekonomian untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan produksi (output) dalam jangka panjang.
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
mempunyai arti yang berbeda. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses
perubahan yang berkesinambungan yang mengarah pada perbaikan sektor-sektor
perekonomian. Hal ini meliputi perubahan struktur dan pola kegiatan
perekonomian untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan produksi (output) dalam jangka panjang.
Pekerjaan atau ketenagakerjaan sangat penting bagi kegiatan usaha dan
perekonomian di Indonesia. Meskipun pertumbuhan ekonomi yang baik dapat dicapai
jika tersedia tenaga kerja yang andal dan terampil, kenyataannya Indonesia
masih memiliki banyak pengangguran karena perusahaan merasa kualitas tenaga
kerjanya masih kurang. Pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan tersebut sering
disebut sebagai pengangguran. Diketahui bahwa banyaknya pengangguran di
Indonesia bukan hanya disebabkan oleh rendahnya kualitas angkatan kerja, namun
juga faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya pengangguran.
Menurut Sadono Sukirno (2000), pengangguran
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain seringnya menurunnya
aktivitas perekonomian di dalam negeri dan dunia.Hal ini biasanya terjadi
karena menurunnya daya beli masyarakat yang otomatis berdampak pada menurunnya
output perusahaan dan faktor lainnya.
Faktor lainnya adalah pengangguran friksional, yang disebut pengangguran sementara, yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menunggu pengumuman pekerjaan, mogok
kerja untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi, atau ketidakpuasan terhadap
kebijakan pemimpin.
Indonesia tentu saja tidak luput dari
pengangguran, dan buruknya kualitas sumber daya manusia, terutama dalam hal
kesempatan kerja, struktur industri, dan lapangan kerja, tidak berubah sejak
Agustus 2016. Dibandingkan dengan keadaan pada bulan Agustus 2015, jumlah
penduduk yang bekerja mengalami peningkatan hampir di semua sektor kecuali
sektor konstruksi, dan khususnya peningkatan jumlah pekerja di sektor pelayanan
sosial mencapai 1,52 juta orang. penurunan angka pengangguran di Indonesia
dimungkinkan, meskipun belum signifikan, karena jumlah angkatan kerja yang
semakin meningkat. Oleh karena itu, sejak pemilihan presiden, pemerintah negara
bagian sangat erat hubungannya dengan proses pembangunan di Indonesia dan
menyampaikan peningkatan kualitas tenaga kerja, terutama melalui penyediaan
pendidikan yang memadai dengan mengubah sistem pendidikan menjadi lebih baik. Selain
itu, tempat pelatihan juga disediakan agar para pekerja dapat mengasah
keterampilannya terlebih dahulu sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya,
dan agar para pekerja yang sudah terlatih suatu saat bisa mendapatkan pekerjaan
dan langsung terjun ke dunia kerja.
Oleh karena itu, keberhasilan
upaya pembangunan perekonomian suatu negara secara langsung dipengaruhi dan
ditentukan oleh banyak faktor, termasuk tenaga kerja. Peranan tenaga kerja
dalam pembangunan ditentukan oleh banyaknya tenaga terampil yang tersedia untuk
melaksanakan berbagai upaya ketenagakerjaan di lapangan.Pertumbuhan populasi
yang pesat di negara-negara berkembang, khususnya pengangguran, tidak selalu
menimbulkan risiko stagnasi dalam pembangunan ekonomi, dan para pekerja
terpaksa menjadi pengangguran dan dieksploitasi melalui penciptaan lapangan
kerja yang diwujudkan melalui berbagai proyek konstruksi publik. stagnasi
pembangunan ekonomi. Permasalahan ketenagakerjaan di negara-negara berkembang
dapat dengan mudah diatasi dan tidak
lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan
kualitas tenaga kerja melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi solusi
untuk mencapai pembangunan ekonomi. (Penulis, Nazwa Huda
Aulia, Mahasiswi STEI SEBI)