RepublikMenulis.Com - Keberadaan Perempuan di dunia saat ini, sudah sering mengambil peranan
penting dalam membangun kesejahteraan pada sebuah negara. Berbeda jauh dengan sistem
yang dijalankan pada zaman dahulu, dimana Perempuan sangat dibatasi ruang
geraknya. Pada era tahun 1960 dan 1970-an, sangat jarang sekali terlihat
Perempuan mengendarai kendaraan motor di jalanan, terbukti dengan tidak
larisnya penjualan motor vespa type PTS yang didesain dari Italia khusus untuk
pengendara Perempuan. Sepinya peminat atau pembeli motor tersebut menunjukkan
bahwa ruang gerak Perempuan di masa itu tidaklah sebebas di masa sekarang.
Hal itu hanya yang tampak di mata mengenai minimnya ruang gerak Perempuan
di jalanan apalagi untuk ikut dapat berperan aktif dalam ketatanegaraan,
pemerintahan, atau bahkan menjalankan sebuah profesi dan pekerjaan tertentu. Kini
keadaan seolah berbalik 180 derajat, dimana justru saat ini pendapat dan sudut
pandang perempuan sangatlah dibutuhkan untuk memecahkan berbagai macam masalah
yang mungkin tidak dimiliki oleh kaum Adam. Ada kalanya ditangan perempuan
justru pemecahan solusi lebih bervariatif. Maka dari itu Pemerintah pun kini ikut
mengambil langkah bijak dalam kesetaraan Perempuan diberbagai aspek kebutuhan negara,
bahkan ada beberapa kursi kedudukan penting yang saat ini telah diisi oleh
Perempuan.
Stigma yang telah tersebar berupa pernyataan bahwa ‘Perempuan adalah makhluk
yang lemah dan lembut’, ini menjadi awal dari penyebab dibatasinya peran
Perempuan dalam beberapa aspek sebuah pekerjaan. Padahal hal tersebut tidaklah
seutuhnya benar, karena dapat dilihat beberapa bidang penting yang melaju pesat
setelah diisi dan dinahkodai oleh sosok Perempuan, sebagaimana kisahnya Atalia Praratya
yang menjadi founder dari ‘Jabar Bergerak’, menjadi Ketua Umum Dewan Kerajinan
Nasional Daerah Jawa Barat dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
Jawa Barat. Selain itu juga ada wanita kelahiran Surakarta yakni Najeela Shihab
yang telah mendirikan inibudi.org sebagai media yang mendistribusikan secara
daring mengenai video pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya peran Perempuan tidak bisa diragukan lagi,
setelah melihat banyaknya kinerja yang telah mereka lakukan dengan baik.
Kesetaraan gender telah
tertuang di dalam SDGs dan masih diberlakukan oleh UNDP hingga tahun 2030.
Kesetaraan gender merupakan satu dari sekian program SDGs yang harus diterapkan
seluruh negara, tidak terkecuali Indonesia. Adapun kesetaraan gender dalam SDGs
yang dimaksud yaitu Perempuan dapat berpartisipasi aktif untuk mengawal
implementasi dan pencapaian dari semua tujuan dan target dalam agenda 2030
pembangunan berkelanjutan.
Sejalan dengan itu, pemberdayaan Perempuan pun sepatutnya lebih berkarya dan
produktif mengoptimalkan pesatnya perkembangan digitalisasi hingga memimpin
perubahan. Di Indonesia, banyak tokoh Perempuan yang menduduki posisi pimpinan,
baik Lembaga publik maupun swasta dengan prestasi yang diakui pihak eksternal. Sebagai contoh
Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan mantan
Menteri Perdagangan Mari E Pangestu yang sekarang menjadi salah satu Managing
Director World Bank. Bahkan di aspek politik, anggota legislatif di DPR terus
meningkat dari 97 perempuan di 2014 menjadi 117 orang di 2019.
Kini dengan dukungan
digital, perempuan berkesempatan lebih untuk berkarya dan didorong untuk memulai
usaha, dan menjalankan peran dalam rumah tangga .“Peran dan kepemimpinan perempuan
saat ini sungguh sangat penting, karena merupakan bagian dari keberagaman,
kesejahteraan, dan inklusivitas syarat dari terwujudnya kekuatan, ketahanan dan
kesejahteraan ekonomi ekonomi yang berkelanjutan sejalan dengan komitmen aksi
global yaitu, tujuan Pembangunan berkelanjutan (SDGs) di tahun 2030,” tutur
rina prihatiningsih, Ketua Komite Tetap
Bidang Pendidikan IWAPI dan juga Co-Chair G20 Empower, saat mengawali pemberian
materi, dikutip dari RM.id, dalam Talksow “Tutur Perempuan: Memaknai Ulang
Peran dan Kepemimpinan Perempuan sejalan dengan semangat pemberdayaan perempuan
dalam agenda G20 presidensi Indonesia 2022” yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia (BI).
Beberapa poin penting dari
pemberdayaan Perempuan menurut Nugroho (2008) diantaranya ialah meningkatkan
kemampuan Perempuan untuk melibatkan diri dalam program Pembangunan,
meningkatkan kaum Perempuan dalam kepemimpinan, mengelola usaha skala rumah
tangga, meningkatkan peran dan fungsi organisasi Perempuan di tingkat lokal
sebagai wadah pemberdayaan kaum Perempuan agar dapat terlibat secara aktif
dalam program Pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya, membangun eksistensi
dimana Perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki, memotivasi
Perempuan agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang
menjadi pilihan hidup. Dan terakhir ialah menumbuhkan kesadaran pada diri Perempuan
tentang kesetaraan dan kedudukannya di sektor publik.
Beberapa strategi juga
perlu dilakukan dalam menyempurnakan langkah. Menurut Zakiyah (2010) dalam
mencapai tujuan tersebut ialah dengan membongkar mitos bahwa kaum Perempuan sebagai
pelengkap dalam rumah tangga, memberi berbagai keterampilan, memberikan
kesempatan yang luas untuk bisa mengikuti Pendidikan seluas mungkin. Dengan langkah
tersebut diharapkan dapat menjadi pengembangan diri bagi Perempuan untuk menyesuaikan kapasitasnya dalam menjalani kewajibannya
dalam Amanah serta tugas yang dipikulnya.
Dari segi Pendidikan pun, perempuan Muslimah juga berperan aktif dalam
mencerdaskan sesama kaum Perempuan. Seperti contohnya: banyaknya ustadzah yang
terus menebarkan ilmunya dalam majelis, motivator yang mengenakan hijab, serta
influencer Muslimah yang terus menebarkan asas-asas penting. Oleh karena itu,
menjadi Perempuan yang Merdeka dan kuat merupakan bekal penting untuk Perempuan
muslim di Indonesia dengan nilai utama yakni kerja Ikhlas dan kerja tuntas diharapkan
dapat memaksimalkan setiap Amanah yang diberikan.
Sudut pandang Islam
sendiri terhadap Perempuan tertuang dalam berbagai surah seperti Ali Imran ayat
195 “Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal
di antara kamu,
baik laki-laki atau
perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah turunan dari sebagian yang lain” dan Surah Al Hujurat ayat 13 “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dapat disimpulkan bahwa sekarang
ini tampak nyata peran aktif Perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, salah
satunya turut andil dalam pembangunan negara, yang terus meningkat signifikan
seiring berjalannya waktu. Jika pada masa lampau perempuan dibatasi dalam ruang
geraknya, kini mereka telah mampu mengambil peran penting dalam berbagai
bidang, baik dalam pemerintahan, bisnis, maupun organisasi masyarakat. Di Indonesia,
banyak perempuan yang telah mencapai posisi pimpinan di berbagai sektor,
menunjukkan bahwa kesetaraan gender dapat diwujudkan melalui dukungan
pemerintah dan masyarakat. Perempuan Muslim juga turut aktif dalam memberikan
kontribusi positif, baik melalui pendidikan, dakwah, maupun sebagai inspirator.
Oleh karena itu, menghargai peran perempuan, memberikan kesempatan yang adil,
dan terus mendorong pemberdayaan perempuan khususnya dalam kontribusinya di
perekonomian merupakan langkah yang tepat dan investasi yang berharga untuk
masa depan Indonesia yang lebih baik. Yang terpenting adalah Islam sangat
menghargai dan menghormati sosok Perempuan dalam setiap aktivitas dan amal
perbuatannya dalam kehidupan.
Penulis: Muhammad Abdulloh Ma’sum & Muhammad Isma’il (Mahasiswa Sekolah Tinggi Al Wafa). Editor: Finantyo Eddy Wibowo.