RepublikMenulis.com - Menikah adalah separuh perjalanan
Ketakwaan Kepada Allah dan bagian dari SUNNAH RASULULLAAH Saw.
Melaksanakan pernikahan sejatinya
menautkan dua-hati dalam satu ikatan cinta, kokoh dan halus nan lembut, sesuai
yang disyariatkan adalah perintah suci dalam rangka melahirkan dan memperbanyak
keturunan, memakmurkan bumi dan menerima warisan pemeliharannya.
Maka berumahtanggalah dengan Agama,
Ilmu, dan Sifat saling percaya sebagai pilarnya. Jauhilah kecemburuan dan
saling curiga karena akan menjadi rayap bagi bangunan yang kukuh sekalipun....
Renungkan dan simpanlah dalam dadamu
wahai suami, bahwa seorang perempuan dapat mengubah rumah tanggamu menjadi
surga sebagaimana ia dapat pula mengubahnya menjadi neraka yang tak
terbayangkan.
“Ya Allah berikan cinta-Mu agar kami bisa
mencintai-Mu!”.. Dalam aspek ini perempuan memancarkan cahaya
spiritualitas. Perempuan adalah harapan dalam menjaga kehidupan spiritualitas
laki-laki. Cinta Allah itu tersembunyi di dalam diri perempuan. Bisa ditemui
manakala kita telah menikah dan menyatu bersamanya.
Hati
perempuan mengandung dua dimensi yang tidak banyak diketahui.
Pertama,
dimensi tanzih,
sesuatu yang jauh dan tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan.
Kedua,
dimensi tazkiyah al nafs,
penyucian dari perbuatan yang salah dan buruk. Seorang lelaki harus melewati
dua dimensi ini untuk memahami perempuan dan melakukan penyatuan kepadanya.
Sungguh, surga di akhirat akan ditemukan manakala kita menemukan surga itu
sendiri di dalam jiwa perempuan sebagai sayyidat
al nisa al’alamin.
Cinta
adalah sumber kekuatan. Seseorang yang mencintai perempuan telah menautkan
hatinya kepada Tuhan dengan kuat. Sebagai pembentuk dasar sejarah yang tidak
terlihat tetapi perannya begitu nyata. Nabi Muhammad dan Khadijah dengan penuh
cinta memperjuangkan tegaknya Islam. Husen dan Zainab berjuang di peperangan
Karbala di hari Asyura dengan kekuataan atas nama cinta.
Wahai istri, suamimu ibarat rumah. jika
engkau mematuhinya, ia akan melindungi dan mencukupi kebutuhanmu. Namun jika
engkau mengkhianatinya maka ia akan berpaling darimu....
Bila suamimu ingin kamu menjadi istri
yang baik, jangan mengeluh._
Ketahuilah suamimu akan menanggung beban
perhitunganmu di hadapan Allah Azza wa Jalla...
Tiada hal berlebihan yang diinginkan suamimu kecuali :
- Layani-lah ia dengan kehangatanmu…
- Manjakan ia dengan kelincahan dan
kecerdasanmu…
- Bantulah ia dengan kesabaran dan
doamu…
- Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…
- Bangkitkan ia dengan keceriaan dan
kelembutanmu…
- Tutuplah kekurangannya dengan mulianya
akhlaq-mu…
Wahai suami-istri...
Saling memandang dengan cinta karena Allah
swt, maka Allahuta'ala jalla jalaluhu akan memandang kalian dengan penuh welas
asih...
Keluarga yang baik dimulai dengan cinta,
dibangun dengan kasih sayang, dan
dipelihara dengan kesetiaan..
Sesungguhnya Rasulullaah saw telah
berpesan.
"pergauilah isteri-isteri kalian
dengan baik. karena sesungguhnya mereka adalah mitra hidup kalian.." (Hr. Bukhari)
Maka, menikahlah. Tempuhlah maqam pernikahan sebagai jalan untuk mengurai kefanaan kepada Tuhan. Saling mencintai dengan sepenuh hati, cinta akan memberikan hal-hal yang indah, besar atau kecil, di bawah matahari yang sama. Getaran cinta sebagai bentuk perasaan yang akan membawa seorang untuk pulang, membawa seluruh sel-sel dalam tubuh tanpa sisa, maka di sanalah kita sadari, bumi dan langit telah menyatu. (Penulis adalah Adjinur Halidin, Pemerhati Sosial dan Pendidikan).