Saat ini sepakbola adalah salah satu olahraga paling terfavorit di hampir seluruh belahan dunia, hampir disemua negara dibelahan dunia manapun mempunyai minat yang antusias dalam bidang sepakbola, rata-rata presentasi kepopuleran sepakbola menjadi olahraga yang paling diminati adalah berkisar 60%. Persis hanya Amerika Serikat lah yang masih menunjukkan angka pasif para penikmat sepakbola, olahraga yang mencakup seluruh kelompok umur ini maupun gender bisa dimainkan dengan berbagai cara, ada sepakbola itu sendiri, bola pantai, bola api, dan sebagainya.
Mayoritas penduduk Amerika Serikat menyukai Amerika Football ketimbang sepakbola, Sepakbola di salah satu negara adidaya tersebut memiliki popularitas sebatas permainan anak sekolah, mulai dari sekolah dasar, menengah, menengah atas. Jarang remaja yang menginjak dewasa menyukai sepakbola bahkan pada survey yang dilakukan Ipsos menyatakan “dari 16 negara yang tim nasionalnya berlaga di Piala Dunia 2022, hanya ada 3 negara yang memiliki proporsi penggemar di atas 50%, yaitu Arab Saudi, Argentina, dan Brasil. Sebaliknya, penggemar sepak bola di Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat kurang dari 20%," dikutip dari laporan Ipsos.
Lalu apa kabar baik nya dengan Islam melalui sepakbola? Ya ada kabar baik buat ummat Muslim diseluruh belahan dunia melalui olahraga paling populer di hampir seluruh belahan dunia, kabar baiknya bagi ummat muslim adalah tingkat penolakan agama Islam atau yang biasa disebut dengan Islamophobia menurun di beberapa tahun terakhir, itu bisa dibuktikan melalui perhelatan akbar sepakbola Piala Dunia 2022 Qatar, yang mana Qatar merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.
Dari situlah Islam semakin di kenal dan semakin sering mematahkan mitos-mitos bahwa Islam merupakan agama yang intoleran, keras, dan anarki. Faktanya semua dari omongan itu adalah fiktif belaka, faktanya negara yang di tunjuk Fifa untuk menyelenggarakan perhelatan akbar Piala Dunia 2022 itu sangat antusias menyambut kedatangan saudara-saudara mereka yang berbeda keyakinan dengan mereka tanpa mencibir/menghina nya. Bahkan mayoritas masyarakat Muslim di Qatar selalu menyediakan makanan gratis bagi para pengunjung dan mempersilahkan mereka untuk bermukim sementara di rumah-rumah nya.
Terlepas dari dampak berhasilnya Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ada banyak pesepakbola profesional yang menjadi garda terdepan untuk mengenalkan kepada dunia luas bahwa Islam agama yang mereka anut tidak seperti apa yang diomongi masyarakat luas, salah satu pesepakbola professional aktif yang selalu memakai identitas nya dalam berselebrasi seusai mencetak gol adalah Mo Salah pemain bintang Liverpool. Pemain Liverpool yang memiliki nama asli Mohamed Salah Hamed Mahrous Ghaly ini tidak malu untuk menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim.
Mo salah sering berselebrasi sujur syukur ketika dirinya mencetak gol ke gawang lawan, bahkan para penggemar sepakbola di Britania Raya tidak menyambutnya dengan negatif, melainkan menyambut nya dengan positif. Bagaimana tidak tindakan selebrasi sujud syukur tersebut berhasil menurunkan prespektif buruk terhadap islam, Mo salah menjadi salah satu inspirasi banyak kalangan kelompok minoritas muslim di Britania Raya untuk selalu optimis dalam menjalankan keyakinan yang telah mereka pilih.
Dikutip dari starting eleven news melalui kanal youtubenya menyatakan “ menurut sky sports kepala pertama masjid Inggris, Mumin Khan percaya bahwa penyerang Liverpool tersebut telah membantu meningkatkan rasa ingin tahu tentang Islam, dan menantang prespektif negatif kepada kelompok Islam di sekitar Merseyside”. Ini menandakan bahwa menurunya prespektif negatif tentang Islam di Britania Raya melalui usaha yang selalu Mo Salah upayakan dengan berselebrasi dengan sujud syukur. Banyak fans yang mengangumi Mo Salah sebagai pemain muslim yang taat dan selalu bersenyum ria.
Sebuah Studi yang dilakukan oleh salah satu universitas di Amerika Serikat, Stanford University menjelaskan bahwa terjadi penurunan kejahatan rasial sebanyak 18,9 % di Merseyside setelah Mo salah bergabung dengan Liverpool fc. Lalu mengacu pada laporan dan penilitian pihak penyelenggara liga Premier League menyatakan bahwa “terdapat pencatatan penurunan pelanggaran kejahatan berdasarkan ras, baik dalam bersosial media maupun dunia nyata”. Kabar baik ini tentunya sangat menggembirakan patut disyukuri
Setelah Mo Salah ada beberapa klub besar di Britania Raya yang mengikuti cara bertoleransi kepada para fansnya setelah adanya beberapa pemainnya berkeyakinan Islam, club itu adalah Blackburn Rovers dan Chelsea. Blackburn Rovers yang pada tahun lalu sukses untuk menyelenggarakan Ied buat masyarakat muslim di sekitar stadion kebanggaannya, ini sebagai salah satu langkah baik bagi muslim di Britania Raya yang masih terbilang minoritas tersebut. Lalu langkah baik ini diikuti oleh mantan klub Mo Salah, yaitu Chelsea. Chelsea berhasil mengadakan acara buka bersama di stadion kebanggaannya Stamford Bridge pada Ramadhan kemarin.
Mengadakan buka puasa bersama di salah satu stadion megah di Britania Raya merupakan hal yang positif untuk melanjutkan kampanye untuk menurunkan prespektif buruk terhadap Islam di Britania Raya, selain itu mengadakan buka puasa bersama yang diadakan oleh Chelsea tersebut merupakan tindakan positif berhubung ada beberapa pemain bintang beragama Islam yang bermain untuk Chelsea. Hal ini tentu semakin positif ditengah prespektif negatif tentang Islam dalam mayoritas masyarakat di Britania Raya, semoga dengan seringnya kampanye/da’wah kebaikan tentang Islam membuat prespektif kurang baik tersebut menurun dan hilang, agar dapat hidup damai dalam bertoleransi semua manusia beragama.
Penulis adalah Muhammad Faqih, Mahasiswa STEI SEBI, Depok.