Republikmenulis.com, Selangor Malaysia -- Menuntut ilmu sampai ke Negeri Cina, merupakan peribahasa yang sarat makna dan memiliki arti yang sangat dalam yakni kita sebagai manusia, selama kita masih diberi kehidupan hendaklah mencari ilmu pendidikan sampai jauh tidak peduli sejauh apapun itu. Tentulah bukan berarti kita harus segera pergi ke Cina. Negara terdekat sekalipun dapat dan boleh kita jangkau seperti negara tetangga yaitu Malaysia.
Dikutip dari kolom berita RMOL.id, tidak sedikit orang Indonesia yang melanjutkan studi ke Malaysia, bahkan menurut pihak Educational Malaysia Global Service (EMGS) jumlah mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Malaysia posisi per bulan Mei 2023, telah mencapai angka 11.000 orang atau menduduki peringkat kedua Mahasiswa Internasional terbanyak di Negeri Jiran tersebut.
Sejalan dengan
itu, perbedaan jarak tidak menjadi permasalahan dalam membina hubungan baik, karena
dimanapun kita berada nilai-nilai kebaikan senantiasa di jaga dan dilaksanakan.
Hal ini pula yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al Wafa (STIS Al
Wafa) dalam kunjungannya pada hari Selasa (19/9/2023), ke Universiti Islam
Selangor, Malaysia. Pada kesempatan ini STIS Al Wafa yang diwakili oleh
Finantyo Eddy Wibowo mengadakan pertemuan kunjungan ke Malaysia yang disambut
baik oleh YBhg Prof. Madya DR. Mokmin bin Basri sebagai Timbalan Rektor
Penyelidikan, Jaringan Komuniti dan Industri (TR PJKI) Universiti Islam
Selangor.
Sumber foto: Penulis, 19/9/2023
Dalam pertemuan ini banyak hal yang didiskusikan terkait potensi kerjasama antar kedua instansi Pendidikan yang beda negara ini, antara lain: Potensi pertukaran pelajar, pertukaran staff akademik, penyelidikan/ riset Bersama, Visiting Lecturer/ Dosen Tamu, Sharing pengalaman dan skill seperti kemampuan berbahasa Arab, kemampuan analisis Statistik dengan software, kemampuan analisis akuntansi dengan software dan lain sebagainya. Tidak luput yang utama adalah potensi kerjasama dalam mengadakan International Conference.
Prof. Madya DR. Mokmin bin Basri memberikan saran pendapatnya mengenai kerjasama ini agar dapat dimulai dengan hal yang sederhana. “Kita boleh bermula dari yang ringan-ringan, kita boleh pilih focus daripada satu perkara sahaja yang simple. Kerana selepas itu tentu kita akan banyak explore bekerjasama lainnya”. Dari hal yang sederhana akan muncul potensi kerjasama lebih lanjut, daripada dimulai dari hal yang sulit justru akan memberatkan niat baik kerjasama kedua belah pihak, yang pada akhirnya output kerjasama tidak akan berjalan lancar.
Di saat yang
sama, Finantyo Eddy Wibowo selaku perwakilan dari STIS Al Wafa mengucapkan rasa
syukur dan terimakasih atas sambutan yang diberikan oleh pihak Universiti Islam
Selangor. “Alhamdulillah pertemuan ini berjalan dengan baik, menjadi catatan
sejarah tersendiri bagi kami STIS Al Wafa khususnya dalam rangka menjalin
potensi kerjasama antar kedua belah pihak.” Ucap Eddy, salah satu Dosen Tetap
di STIS Al Wafa ini. “Terimakasih kepada
Prof DR Mokmin bin Basri beserta staff jajarannya atas keramahtamahan yang
diberikan, kehadiran kami telah disambut dengan sangat baik. Semoga kelak kita
dapat berjumpa lagi, berikutnya kita akan agendakan pertemuan lebih lanjut di
Indonesia, InsyaAllah” tambah Eddy, yang juga sedang melanjutkan studi S3
program PhD di UIS ini.
Pertemuan ini
pun diakhiri dengan serah terima cindera mata sebagai bentuk simbolis dan
langkah awal bentuk kerjasama antara STIS Al Wafa dan Universiti Islam
Selangor. Pada akhirnya, menuntut ilmu tidaklah perlu sampai ke Negeri Cina,
ternyata dapat menjadi alternatif pilihan yang baik, dengan cukup menuntut ilmu
ke Negeri tetangga yaitu Malaysia.
Kontriibutor, Finantyo Eddy Wibowo.