Oleh Ade Rolla Ilham
Tri Dharma Perguruaan Tinggi merupakan tiga kewajiban yang terdapat pada Perguruan Tinggi, yaitu: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Pada ranah pengabdian kepada masyarakat, sebagai mahasiswa wajib turun kelapangan untuk membantu masyarakat dengan ilmu pengetahuan.
Salah satu ranah pengabdian masyarakat adalah dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Salah satu lokasi KKN mahasiswa Universitas Andalas (Unand) adalah Desa Bato. Sebagai gambaran, Desa Bato dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yaitu Bapak Syafrial Syam, SE. Ia menerima kedatangan mahasiswa mahasiswa KKN Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Andalas (PPM Unand) di Desa Bato, Kec. Pariaman Timur, Kota Pariaman.
Lebih lanjut, Kepala Desa Bato juga
menyediakan tempat dan izin
dalam berproses selama KKN PPM Unand di Desa Bato. Tidak cukup sampai disitu, awal pertemuan dengan Kepala
Desa di Kantor Desa dan juga di dalamnya juga ada Bapak Hendri selaku Sekretaris Desa Bato, abang Alhaadii Akbar
selaku Bendahara dan Perangkat Desa yang
sempat hadir dan menyambut kami sewaktu melakukan survei lapangan. Ia dengan senang hati membuka jalan dan menerima kami untuk untuk berproses di Desa Bato untuk mengabdi membangun Desa.
Dalam survei lokasi yang didampingi langsung
oleh dosen pembimbing lapangan, yaitu: ibu
Rahmi Eka Putri,S.Kom, MT dan bersama peserta KKN PPM Unand, kami menyampaikan maksud dan tujuan datang untuk
meminta izin kepada pihak Desa atas kedatangan mahasiswa KKN PPM
Unand yang akan
melaksanakan kegiatan KKN selama empat puluh hari lamanya, yaitu: dari tanggal 11 Juli – 19 Agustus 202.
Keseluruhan peserta KKN yang di tempatkan di Desa Bato ada dua puluh empat orang. Ini terdiri dari 10
orang laki-laki dan 14 orang perempuan.
Mahasiswa KKN kali ini berasal dari jurusan
yang berbeda-beda dan daerah yang
beragam pula. Sebelum kembali ke Padang saya ingat satu pesan dari DPL Ibu
Rahmi yaitu “diharapkan selama melaksanakan KKN nanti jangan terlalu memperlihatkan kemewahan seperti membawa mobil pribadi, atau berpakaian yang
terlalu berkesan wah, dan sebisa mungkin hidup dengan kesederhanaan yang menandakan kita hidup bermasyarakat”.
Bertepatan pada tanggal 11 Juli 2023
merupakan kedatangan mahasiswa KKN PPM Unand di Desa Bato untuk melaksanakan KKN yang di sambut
hangat oleh Perangkat Desa yang ditandakan dengan senyuman dan juga di dalam
pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Ninik Mamak, Kepala Desa dan juga jajaran Kepengurusan, BPD, PKK, dan juga tokoh tokoh masyarakat
yang hadir yang mana pertemuan pertama tersebut menandakan kebaikan dan juga kesediaan untuk menerima mahasiswa KKN PPM Unand di Desa Bato.
Setelah melaksanakan kegiatan penyambutan mahasiswa KKN
PPM Unand, selanjutnya mahasiswa KKN PPM Unand Desa Bato memaparkan rencana
program kerja selama mengabdi di Desa Bato. Bersama dosen pembimbing lapangan Ibu Rahmi Eka Putri yang mana sudah
mendampingi mahasiswanya selama pra KKN sehingga rencana kerja pun selesai
dikerjakan, Sebagai gambaran, diskusi program
kerja iyang dilaksanakan di
Kantor Desa mendapatkan apresiasi. Selain itu, kami juga mendapatkan tambahan
informasi mengenai inventaris masalah yang ada di Desa Bato. Ada permasalahan di bidang pertanian dan peternakan
di Desa Bato. Selanjutnya, permasalhan ini dicarikan solusinya oleh
mahasiswa yang berasal dari Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Minggu pertama yang mana mahasiswa KKN PPM Unand Desa Bato sudah mulai
melihat turun lapangan untuk
meliat keadaan masyarakat sekitar, seperti yang dari program kerja bagun nagari/bagun desa sudah mengunjungi
Posyandu, dan juga mengunjungi sekolah sebagai langkah awal sebelum di
laksanakannya program kerja masingmasingn. Selanjutnya, kami juga sudah
mengunjungi tempat Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) serta membantu penanaman bibit tanaman. Pada hari
Sabtu dan Minggu, kami juga menjalankan progam sosial masyarakat.
Ilmu baru yang di dapatkan selama satu minggu
berada di dalam masyarakat adalah betapa pentingnya bermasyarakat
selama di Kampus kita mungkin hanya mendaptkan ilmu secara teoristis saja namun di dalam
masyrakat kita harus bisa berbaur dengan masyarakat, karena tidak lupa selain program kerja yangakan di laksanakan tidak lupa dengan nilai bermasyarakat atau nilai
sosial jauh sangat lebih
penting, kami dari latar belakan
yang berbeda beda dari jurusan yang
berbeda beda namun dalam masyarakat kita tidak bisa hanya berpegangan dengan
ilmu yang kita dapatkan di
Kampus. Justru masyarakat sangat mengharapkan tenaga dan juga pikiran kita untuk membantu mereka di luar dari program kerja yang telah kita buat.
Penduduk di Desa Bato, kebanyakan terdiri
dari usia anak anak yang masih bersekolah yang mana anak-anak di Desa Bato sangat senang dengan kedatangan kami anggota KKN
PPM Unand yang mana membangkitkan semangat
adik-adik dalam menjalani pendidikan. Sikap dan juga tutur kata yang harus menyesuaikan anak anak yang
sedang labilnya harus bisa di lakukan oleh kakak kkn unand dan banyak keseruan yang dilakukan
merupakan pertemuan awal dengan anak anak di desa bato, dan juga kawan kawan yang juga sudah mengunjungi tempat
peternakan sapi dan mendapatkan keluh
kesah yang di jalani oleh peternak sapi tersebut, dan tidak lupa juga dari
jurusan yang berkaitan dengan
kesehatan juga sudah menggunjungi posyandu yang ada di Desa Bato. Rutinitas yang dilakukan oleh anak anak desa
bato seperti kegiatan tahfizd, MDA, dan juga melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesenian daerah,
yaitu: Darak Badarak, biasanya latihan darak badarak di lakukan pada malam hari yaitu setiap Jumat malam.
Pemuda Desa Bato jumlah cukup sedikit di
bandingkan dengan jumlah anak-anak, Namun, semangat
dan juga kebaikan dari pemuda
Desa Bato tidak diragukan lagi.
Walaupum secara kuantitas
sedikit, namun secara kualitas tidak diragukan lagi. Ilmu yang tak pernah di dapatkan oleh mahasiswa KKN PPM Unand selama menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi di dapatkan seperti
walaupun kita sedikit jumlahnya namun dalam semangat untuk membangun desa tidak luntur, karena itu walaupun dari
jumlah mahasiswa KKN PPM Unand terkhusus di Desa Bato bisa di tiru sifat dari pemuda yang ada di Desa Bato. Apalagi, pemuda adalah orang-orang yang memiliki kreativitas dan juga
produktif dalam pembangunan Desa yang ada. Dan pemuda di Desa Bato banyak juga melakukan latihan Darak
Badarak setiap Selasa malam.
Berdasarkan sebaran jumlah penduduk di Desa Bato, menunjukkan minimnya jumlah pemuda. Ini menandakan
adanya kebutuhan tenaga yang lebih dari mahasiswa KKN PPM Unand untuk berkegiatan dalam menjalankan program. Jika bentuk kegiatannya membutuhkan masa yang
banyak, maka itu dilaksanakan secara gotong
royong. Selanjutnya, mahasiswa juga bisa melaksankan program secara bertahap. Kegiatan pun bisa efisien dan efektifi sesuai dengan jangka waktu KKN PPM Unand selama
empat puluh hari.
Pada hari Sabtu dan Minggu mahasiskwa KKN PPM Unand Desa Bato melakukan kegiatan sosial masyarakat yang mana dalam pendataan dan juga pemilihan keluarganya pun di laksanakan
ternik wawancara langsung dengan ibu kepala sekolah mengenai anak-anak yang butuh bimbingan dan juga arahan supaya dari mahasiswa KN PPM Unand melakukan kegiatan sosial masyarakat
dalam bentuk keluarga, kegiatan yang dilaakukan di dalam rumah bagaimana kami dari mahasiswa KKN
PPM Unand sebagai kakak asuh di dalam keluarga untuk menunjang dan memotivasi supaya dari adik-adik bertamabah semangat dalam melaksanakan proses pendidikan.
Problem yang saya lihat selaku mahasiswa
sosiologi adalah tidak ada anak yang bodoh dan
juga malas dalam melaksanakan pendidikan, namun banyak waktu
bermain anak yang hilang
karena keingingan dari orang tua yang menunut anaknya harus belajar dan
belajar. Di usia kanak yang di
butuhkan waktu itu adalah bermain, disinilah peran kami selaku kakak asuh bagaimana mengajar anak anak dengan metode yang berbeda seperti menerapkan metode bermain sambil belajar, namun
ketika anak anak jenuh degan
belajar bisa saja mengajak dari anak
anak tersebut bermain seperti bersepeda, olahraga, dan juga belanja.
Tantangan terberat dari mahasiswa KKN
PPM Unand Desa Bato ketika berhadapan dengan anak anak yang meiliki kecendrungan diam dan takut, disini mahasiswa kkn sebisa
mungkin mencarikan solusi kepada anak
anak yang akan membiasakan dirinya untuk percara diri kedepanya. Sederhana saja
dengan memberikan panggung yang
lebih kepada anak anak yang memang minder dalam berbicara di depan umum. Jika sudah terbiasa
dengan memberikan kesempatan kepada anak tersebut dan akan meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri yang dimiliki.
Sebagai mahasiswa harus menciptakan ruang
rekreasi bagi anak anak dan harus mampu berinovasi
dalam dunia pendidikan supaya anak anak tidak menganggap pendidikan sebagai musuh namun sebagai teman bagi dirinya sehingga dalam menempuh
pendidikan anak anak lebih
tinggi lagi minatnya untuk belajar. Anak-anak yang berada di desa bato
terkhusus yang laki laki
kegiatan kegiatan di desa pun aktif dalam berkegiatan, seperti kegiatan gandang
tasa yang mana setiap malam
sabtu anak anak di desa bato mengikuti latihan gandang tasa. Rutinitas lainya adalah kegitan Madrasah
Diniyah Awaliyah (MDA) dimana pendidikan agama tingkat dasar yang di dapatkan di luar sekolah di laksanakan di masjid taqwa bato, dan kegiatan Tahfidz di Mushola yang ada di Desa Bato. Namun dalam pelaksanaanya sempat terhenti karena terjadinya Pandemi Covid.
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kembali nilai nilai keagaaman dan mengembalikan
budaya ke masjid mahasiswa KKN PPM
Unand melaksanakan kegiatan lomba supaya anak anak termotivasi kembali dan juga semangat dari siswa mda kembali seperti dulunya, sebelum dilaksanakanya lomba mahasiswa kkn
membantu guru mda dalam mengajari siswa
mda sekaligus melatih diri untuk
kesiapan lomba nantinya, lomba yang perlombakan terbagi atas empat jenis perlombaan
yaitu lomba adzan, tahfizd, lcc, kultum
yang mana setiap cabang lomba di
ikut sertakan seluruh siswa mda dan juga di antu oleh guru mda masjid taqwa bato, setiap setelah mengajar siswa
mda pasti dilaksanakanya raoat bersama bapak/ibuk pengurus mda mengenai teknis dan juga
kesiapan sebelum lomba yang akan dilaksanakan.
Tujuan di adakanya
lomba selain melihat potensi dari siswa mda , namun nilai semangat dalam
menuntut ilmu agamalah yang
diharapkan selalu ada dalam setiap diri baik siswa, karena bukan seberapa besar hadiah yang di pikirkan
mahasiswa, namun nilai kebersamaan lah yang di harapkan lahir kembali dari siswa MDA untuk mau ke
masjid kembali. Karena dalam menalani kehidupan di dunia kita juga tidak lupa dalam investasi atau
mempersiapkan bekal untuk akhirat selaku umat muslim.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan
Pemberdayaan Masyarakat Universitas Andalas
(KKN PPM Unand) di Desa Bato dalam
menjalankan program kerja yang telah terbagi
atas bangun desa bangun nagari, sosial masyarakat, iptek, dan juga kegiatan
umum, sejatinya juga tidak lupa dalam melaksanakan kegiatan sesama mahasiswa kkn dalam pendekatan emosional dan juga
berkumpul bersama sama dalam satu posko setelah maupun sebelum melaksanakan program kerja. Sederhana saja seperti pergi ke pantai kebetulan di pariaman
dekat dengan pesisir pantai, dan melakukan game pelepas lelah setelah
menjalankan program kerja.
Setelah berkegiatan sehari
hari bertemu dengan orang yang sama dalam empat puluh hari terkesan membosankan apalagi sudah masuk dalam minggu
berkegiatan dalam menjalankan proker
belum lagi problem yang ada di lapangan, belum lagi dengan makan dengan apa
adanya yaitu tahu, tempe, teri
yang dengan kesedernaan yang ada namun sejatinya hal yang demikian merupakan proses pendewasaan diri yang di dapatkan,dan bersama sama tidak terasa pahitnya jika di barengi oleh hati yang ikhlas, hidup di tengah tengah masyarakat
dengan latar belakang dan sudut
pandang yang berbeda beda dari masyarakat menjadi pelajaran dan juga ladang
ilmu bagi setiap mahasiswa KKN
PPM Unand yang berada di desa bato.
Kesederhanaan menjadi poin penting
dalam KKN PPM Unand di Desa
Bato, karena hidup di tengah
masyarakat bagaimana kita menjadi seperti masyarakat itu sendiri, yang mana di
jelaskan oleh seorang ahli sosiologi Soerjono Soekanto mengenai masyarakat adalah sistem hidup bersama, menunjukan bahwasanya kita sekarang mahasiswa di
posisikan layaknya masyarakat jika
dalam masyarakat itu sederhana maka kita harus bersifat sederhana, tidak
melihatkan kultur kita kedalam sistem
yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Hidup sederhana bukan berarti hidup miskin dan bukan pula hidup yang
pasif. Kesederhanaan, yaitu: dengan kita berusaha menghindari kebutuhan yang sifatnya individual
dan mendahulukan yang lebih penting, bukan memenuhi semua yang
kita inginkan (Gus Baha).
Kesimpulan dari pembahasan di atas Mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan
Masyarakat Universitas Andalas (KKN PPM
Unand) di Desa Bato yang dari latar
belakang yang berbeda beda baik dari segi pendidikan maupun secara finansial
pun berbeda beda satu dengan
lainya, namun di dalam masyarakat ada nilai kesederhanaan dan menjadi pembelajaran hidup kedepanya apapun
itu persoalan jika di hadapi secara gotong royang dan bersama sama insyaallah semua nya akan bisa di kerjakan,
seperti pepatah minang "barek samo dipikua
ringan samo dijinjiang, raso di baok naiak pareso di bao turun,
kabukik samo mandaki ka lurah
samo manurun”.
Artinya, budaya gotong royong dan kerja samalah inti dari bermasyarakat. Jadi dalam menjalankan kehidupan bermayarakat tidak penting kemewahan dan status kita dalam masyarakat.
Namun, seberapa besar kita bermanfaat untuk orang lain.
Penulis, Ade Rolla Ilham adalah Mahasiswa KKN PPM UNAND 2023