Oleh :Amrul Fajri
Membaca
Membaca merupakan modal utama yang harus dimiliki seorang penulis, tak akan kaya sebuah tulisan, tak akan bermakna sebuah tulisan bila yang menulis tidak pernah membaca. Tulisan yang tidak bermodal membaca akan terkesan sia-sia belaka, tak akan meninggalkan jejak dan akan mudah dilupakan oleh pembaca dan bahkan zaman pun akan melupakannya. Membaca adalah proses penggalian ilmu, sedangkan menulis adalah proses mengembangkannya dan menyebar luaskan kepada khalayak.
Komitmen pada Satu Genre
Sebagai penulis pemula, tentu akan sangat dianjurkan untuk fokus pada satu genre saja, kuasai genre apa yang anda suka. Misalkan, genre komedi, romance, atau masih banyak lagi jenis-jenis tulisan yang bisa anda coba. kemudian pelajari genre tersebut dan mulailah menulis denga hati dan perasaan, niscaya jika anda menulis dengan hati dan perasaan pasti tulisan anda akan berkesan indah dan bermutu.
Perbanyak Membaca Karya-kaya Penulis lain
Cara ini sangat dianjurkan bagi penulis-penulis pemula untuk banyak-banyak membaca karya-karya penulis senior, selain menambah wawasan dan pemahaman, dengan membaca karya orang lain dapat menambah pengetahuan anda juga, sehingga anda dapat mengetahuinya kasus-kasus apa saja yang belum diangkat dalam koleksi novel-novel yang anda baca. Dengan cara ini diharapkan dapat melahirkan ide-ide baru yang tidak pasaran.
Menulis
Seperti yang terpaparkan di atas, menulis merupakan proses mengembangkan dan menyebar luaskan kepada khalayak. Jadi syarat untuk menjadi penulis. Ya, harus menulis. Menulis bukan hanya sekedar hobbi semata, tetapi menulis sebagai bentuk kebutuhan batin yang tidak bisa dipisahkan, ada rasa kosong jika tidak menulis sehari saja, dan ketika tulisan terselesaikan meskipun sebuah paragraf ada kepuasan batin yang tak terkira, kepuasan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Usahakan menulis setiap hari meskipun hanya setengah jam. Menulis apa saja yang timbul di otak anda. Jika anda takut menulis yang berat-berat, biasakan mengupdate status-status di dinding Facebook, Twitter dan segala macam aplikasi yang sedang berkembang pada zaman sekarang ini, karena dengan sering-sering mengupdate status dengan kata-kata motifasi yang anda buat sendiri maka akan semakin tergerak ingin anda untuk menulis. Biarkan orang lain berkata apa saja tentang keseringan anda mengupdate status, anda tetap pada pendirian anda.
Tuliskan apa yang anda tahu, mulai dari sebaris ide sederhana. Lalu kembangkan dan tulislah sampai tuntas, tentu dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca
Gaya Bahasa
Dalam menulis novel hal yang dilihat adalah gaya bahasa. Setiap penulis tentu mempuyai gaya bahasa tersendiri, terasa sangat sulit dalam menggarap sebuah tulisan jika anda meniru gaya orang lain bercerita. Bisa kita lihat penulis handal sekelas Habiburrahman El Shirazi, ia menulis dengan gaya bahasanya yang santun, mengalir, dan indah, tentu ia sering menggunakan kata-kata cinta disetiap novel sebagai ciri khasnya. Diharapkan jangan meniru gaya menulis seperti Habiburrahman El Shirazi lagi, ciptakan sesuatu yang baru dan harus komitmen dengan karakter anda, setiap penulis memiliki kelebihan gaya bahasa dan warna bahasa tersendiri. Pasar pun akan menglihat penulis-penulis dengan gaya bahasa terbaru atau penulis yang berani menciptakan tren, bukan bertahan pada tren yang itu-itu saja.
Menerbitkan
Nah. Setelah proses penulisan, editing, dan penyempurnaan naskah, Tiba saat menerbitkan. Hal pertama yang harus dilihat oleh seorang penulis dalam menerbitkan karyanya, apalagi penulis pemula yang belum tahu banyak tentang dunia penerbitan.
a. Pilih penerbit yang sesuai degan naskah anda
Merupakan hal pertama yang harus dilihat oleh penulis dalam menerbitkan novelnya, jangan sampai salah alamat. Misalkan sebuah penerbit hanya menerbitkan naskah non fiksi, lalu anda mengirim naskah fiksi, maka jangan berharap naskah anda akan nangkring di etalase toko buku.
b. Prin Out
Biasanya setiap penerbit menganjurkan, naskah yang dikirimkan harus dalam bentuk print out, naskah harus lengkap, bukan hanya cuplikan naskah saja dan di Sertakan pula sinopsis cerita.
c. Ketebalan naskah
Setiap penerbit mengutamakan ketebalan naskah, ketebalan naskah menjadi salah-satu syarat dalam penerbitan, biasanya tebal naskah untuk novel berkisar antara 100-200 halaman.
d. Ketentuan penulisan
Penerbit memiliki ketentuan-ketentuan penulisan tersendiri dalam menerima naskah, kebanyakan untuk Jenis kertas yang digunakan A4, Ukuran font 12pt, Time New Roman dan spasi 1,5. Naskah sebaiknya sudah dijilid yang rapi agar tidak tercecer selama dibaca oleh tim editor.
e. Data Diri
Ini merupakan hal yang paling harus diperhatikan, Sertakan bersama naskah Anda data diri singkat beserta nomor telepon yang bisa dihubungi, jika suatu saat naskah anda layak cetak, maka penerbit akan mudah menghubungi anda.
Selamat mencoba, semoga sukses!
@Penulis adalah Amrul Fajri, mahasiswa Fakultas Teknik Informatika, Universitas Jabal Ghafur Sigli, Aceh Pidie. Ditulis di Sigli, Aceh 29 Oktober 2014